Sebuah Kisah Tauladan Nikmatnya Sakit - Sewaktu membaca kisah-kisah tauladan sebagai tazkirah terhadap diri sendiri, saya terbaca kisah yang akan saya kongsikan di bawah ini. Sebuah kisah seorang pesakit yang telah hidup hampir 80 tahun dan baru tahu nikmatnya sihat yang Allah berikan kepadanya selama ini.
Demikianlah kenikmatan yang Allah berikan kepada kita semenjak kita dalam kandungan ibu kita hingga di usia kita saat ini. Banyak kenikmatan yang Allah berikan, bahkan terkadang kita tidak memintanya, dan kita tidak tahu akan mendapatkannya, namun Allah berikan kepada kita lalu kita bahagia dengan kenikmatan yang tidak disangka-sangka itu.
Sampai Imam Ibnu Qayyim menggambarkan jika saja kita benar-benar menyedari nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita nescaya kita akan sangat mencintainya dan ketika kita benar-benar menyedari nikmatNya, hati kita akan tersayat-sayat betapa kita selama ini tidak berterima kasih kepadaNya.
Sumber: WaZkr
Sumber: Kisahmuslim.com
Bila membcanya, maka saya teringat tentang Ingatlah Lima Perkara Sebelum Lima Perkara...memang sebuah kisah pengajaran yang amat berguna.
Pada suatu hari dia sama sekali tidak boleh membuang air kecil. Anak-anaknya pun membawanya ke hospital agar segera dirawat oleh doktor. Pak Cik tua ini terus dirawat oleh doktor dan diusahakan hingga masalahnya boleh diselesaikan. Alhamdulillah, para doktor berjaya mengatasi masalahnya, ia boleh membuang air kecil dan berkuranglah rasa sakitnya. Anak-anaknya menemui doktor yang merawat ayah mereka dan mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas bantuan para doktor ini.
Setelah itu, anak-anak pak cik ini kembali menemui ayah mereka untuk menghibur dan menenangkan hatinya. Namun ternyata mereka melihat ayah mereka sedang tenggelam dalam deraian air mata. Lalu mereka mengatakan, “Wahai ayah, rasa sakit yang engkau rasakan telah hilang, mengapa ayah menangis?”
Pak Cik tua ini menenangkan diri dari tangisnya, lalu ia menjawab, “Doktor itu hanya menolongku dalam satu kali kesempatan ini saja, tapi kita benar-benar merasakan kebaikannya, dan kita benar-benar sangat berterima kasih kepadanya. Aku teringat Allah Ta’ala, yang selama 80 tahun ini aku benar-benar dibuai dengan kenikmatan yang Dia berikan kepadaku. Dengan kemurahan dan kebaikan-kebaikanNya, sampaikan perkara yang tidak aku minta pun Dia berikan untukku, namun betapa kurang rasa syukurku kepadaNya.”
Sebuah Kisah Tauladan Nikmatnya Sakit
Di sebuah negeri Arab, ada seorang yang sudah lanjut usianya, usianya sudah menginjak 80 tahun. Biasanya orang-orang yang sudah berumur, banyak penyakit yang datang silih berganti, tidak terkecuali juga seorang tua ini. Warga tua ini menghidap penyakit kanser prostat yang cukup parah.Pada suatu hari dia sama sekali tidak boleh membuang air kecil. Anak-anaknya pun membawanya ke hospital agar segera dirawat oleh doktor. Pak Cik tua ini terus dirawat oleh doktor dan diusahakan hingga masalahnya boleh diselesaikan. Alhamdulillah, para doktor berjaya mengatasi masalahnya, ia boleh membuang air kecil dan berkuranglah rasa sakitnya. Anak-anaknya menemui doktor yang merawat ayah mereka dan mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas bantuan para doktor ini.
Setelah itu, anak-anak pak cik ini kembali menemui ayah mereka untuk menghibur dan menenangkan hatinya. Namun ternyata mereka melihat ayah mereka sedang tenggelam dalam deraian air mata. Lalu mereka mengatakan, “Wahai ayah, rasa sakit yang engkau rasakan telah hilang, mengapa ayah menangis?”
Pak Cik tua ini menenangkan diri dari tangisnya, lalu ia menjawab, “Doktor itu hanya menolongku dalam satu kali kesempatan ini saja, tapi kita benar-benar merasakan kebaikannya, dan kita benar-benar sangat berterima kasih kepadanya. Aku teringat Allah Ta’ala, yang selama 80 tahun ini aku benar-benar dibuai dengan kenikmatan yang Dia berikan kepadaku. Dengan kemurahan dan kebaikan-kebaikanNya, sampaikan perkara yang tidak aku minta pun Dia berikan untukku, namun betapa kurang rasa syukurku kepadaNya.”
Sebuah Renungan Untuk Hati:
Ibnu Qayyim mengatakan,
“Jika Allah menyingkapkan kepada hambaNya sebuah tabir, dan menunjukkan kepada mereka bagaimana Allah mengatur urusan mereka, betapa Allah sangat menginginkan kebaikan untuk hamba-hambaNya lebih dari hamba tersebut menginginkan kebaikan itu untuk dirinya sendiri, dan Allah lebih menyayangi hamba-hambaNya lebih dari kasih sayang ibu-ibu mereka, pasti hati mereka akan cair kerana mencintai Allah dan pasti hati mereka akan tersayat-sayat kerana berterima kasih kepada Allah.”
Demikianlah kenikmatan yang Allah berikan kepada kita semenjak kita dalam kandungan ibu kita hingga di usia kita saat ini. Banyak kenikmatan yang Allah berikan, bahkan terkadang kita tidak memintanya, dan kita tidak tahu akan mendapatkannya, namun Allah berikan kepada kita lalu kita bahagia dengan kenikmatan yang tidak disangka-sangka itu.
Sampai Imam Ibnu Qayyim menggambarkan jika saja kita benar-benar menyedari nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita nescaya kita akan sangat mencintainya dan ketika kita benar-benar menyedari nikmatNya, hati kita akan tersayat-sayat betapa kita selama ini tidak berterima kasih kepadaNya.
Sumber: WaZkr
Sumber: Kisahmuslim.com
1 Comments
Nice story ...
ReplyDeleteBoleh komen jika mahu, boleh LIKE jika suka. TERIMAKASIH.